Keragaman arthropoda pada sistem bujangseta di tanaman jeruk

Lisa Navitasari

Lisa Navitasari Polbangtan malang

Abstract

Teknologi bujangseta merupakan teknologi produksi buah jeruk sepanjang tahun. Teknologi berbuah sepanjang tahun secara ekonomi telah dikaji meningkatkan pendapatan petani jeruk sebesar 23,5%. Hal ini mengakibatkan perlunya keberlanjutan secara agroekosistem di bujangseta. Agroekosistem yang stabil menjamin ketersediaan layanan ekosistem dalam bentuk daur nutrisi dan pengendalian populasi hama penyakit secara alami. Kestabilan agroekosistem koheren dengan tingginya biodiversitas arthropoda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan bujangseta pada tanaman jeruk terhadap keanekaragaman arthopoda di lokasi penerapan bujangseta. Penelitian dilakukan di desa Karangwidoro dan desa Krajan, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Pengamatan arthopoda dilakukan dengan 2 metode yaitu Lighttrap dan gelas pitfall dan hasilnya dianalisis dengan menggunakan uji T, kemudian dilakukan perhitungan indeks keragaman, indeks kekayaan jenis, indeks kemerataan jenis, dan indeks dominansi, Hasil Penelitian menunjukkan bahwa keragaman athropoda didominasi oleh detrivora kelompok collembola, Hama utama tanaman jeruk Diaphorina citri, dan atrhopoda kelompok predator yaitu Paederus sp. dan Braconidae. Keragaman dan struktur komunitas menunjukkan adanya perbedaan yang nyata di indeks keragaman, dominasi, kemerataan, dan kekayaan jenis di lokasi krajan dan karangwidoro. Penerapan bujangseta di lokasi krajan memiliki struktur komunitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi karangwidoro. Hal ini menunjukkan bahwa ekosisistem di lokasi krajan lebih terjaga dibandingkan karangwidoro

Downloads

Download data is not yet available.

References

Apriliyanto, E. dan Sarno. 2018. Pemantauan Keanekaragaman Hama dan Musuh Alami pada Ekosistem Tepi dan Tengah Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogealL.). Majalah Ilmiah Biologi Biosfera: A Scientific Journal. 35(2):69-74.
Burckhardt D, Ouvrard D. 2012. A revised classification of the jumping plant-lice (Hemiptera: Psylloidea). Zootaxa 3509:1–34. doi: https://doi.org/10.11646/zootaxa.3509.1.1.
Borror, D.J., Triplehorn, C.A. and Johnson, N.J., 1992. Pengenalan pelajaran serangga. Gadjah Mada University.
Carrillo, Y., Ball, B.A., Bradford, M.A., Jordan, C.F. and Molina, M., 2011. Soil fauna alter the effects of litter composition on nitrogen cycling in a mineral soil. Soil Biology and Biochemistry, 43(7), pp.1440-1449.
Chien CC, Chu YI. 1996. Biological control of citrus psyllid, Diaphorina citri in Taiwan. In: Biological Pest Control in Systems of Integrated Pest Management; Taiwan, October 1993. Taipe-Taiwan: Food and Fertilizer Technology Center for the Asian and PaciÞc Region, Taipei, Taiwan. p. 93-105.
Fitriana, Y.R. 2006. Keanekaragaman dan Kemelimpahan Makrozoobentos di Hutan Mangrove Hasil Rehabilitasi Taman Hutan Raya Ngurah Rai Bali. Biodiversitas, 7 (1) : 67-72.
Gonçalves, M.F. and Pereira, J.A., 2012. Abundance and diversity of soil arthropods in the olive grove ecosystem. Journal of Insect Science, 12(1):20.
Husamah, H., Rohman, F. and Sutomo, H., 2016. Struktur Komunitas Collembola pada Tiga Tipe Habitat Sepanjanga Daerah Aliran Sungai Brantas Hulu Kota Batu. BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi, 9(1):45-50.
Iftikhar Y, Rauf S, Shahzad U, Zahid MA. 2016. Huanglongbing: pathogen detection system for integrated disease management – a review. Journal of the Saudi Society of Agricultural Sciences 15:1–11. doi: https://doi.org/10.1016/j.jssas.2014.04.006.
Kaneda, S. and Kaneko, N., 2004. Growth of the collembolan Folsomia candida Willem in soil supplemented with glucose. Pedobiologia, 48(2):165-170.
Rahayu, G.A., Buchori, D., Hindayana, D. and Rizali, A., 2017. Keanekaragaman dan peran fungsional serangga Ordo Coleoptera di area reklamasi pascatambang batubara di Berau, Kalimantan Timur. Jurnal Entomologi Indonesia, 14(2):97-106.
Semiun, C.G., Sago, A. and Laynurak, Y.M. 2022. Keanekaragaman arthropoda tanah pada lahan pertanian organik dan anorganik di desa mata air, kabupaten kupang. jurnal biosense, 5 (1):1-13.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sulistyaningrum, A., Hilman, Y., Devy, N.F. and Sastro, Y., 2019, December. Acceleration of dissemination of Mandarin Citrus (Cv. Batu 55) superior variety in supporting import substitution. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 399, No. 1, p. 012120). IOP Publishing.
Supriyanto, A., Purbiati, T., and Cahyono, A. 2019. Bujangseta vs non bujangseta: pola pembuahan, produksi, mutu buah dan perubahan hormonal pada jeruk siam. In Prosiding Seminar Nasional Perhorti “Hortikultura Berkontribusi Menyehatkan Bangsa” (pp. 93–100). Banjarmasin: Lambung Mangkurat University Press.
Wijaya, I.N., Adiartayasa, W., Sritamin, M. and Yuliadhi. A., 2010. Dinamika populasi Diaphorina citri Kuwayama (Homoptera: Psyllidae) dan deteksi CVPD dengan teknik PCR. Jurnal Entomologi Indonesia, 7(2): 8-78.
Wijaya IN. 2003. Diaphorina citri Kuwayama (Homoptera: Psyidae) : Bioekologi dan peranan-nya sebagai vektor Penyakit CVPD pada tanaman jeruk [disertasi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor: Program Pascasarjana
Yamada, T., Hamada, M., Floreancig, P. and Nakabachi, A. 2019. Diaphorin, a polyketide synthesized by an intracellular symbiont of the Asian citrus psyllid, is potentially harmful for biological control agents. PLoS One, 14(5), p.e0216319
Yang Y, Huang M, Beattie GAC, Xia Y, Ouyang G, Xiong J. 2006. Distribution, biology, ecology and control of the psyllid Diaphorina citriKuwayama, a major pest of citrus: a status report for China. International Journal of Pest Management 52:343–352. doi: https://doi.org/10.1080/09670870600872994.
Zamzami, L., Sugiyatno, A., and Harwanto. (2021). Innovation Characteristics and Adoption Opportunity of Bujangseta Technology for Tangerine Farming. Caraka Tani: Journal of Sustainable Agriculture, 36(1):144–154.
Zeppelini, D., Bellini, B.C., Crea˜o-Duarte, A.J. and Herna´ndez, M.I.M. 2009. Collembola as bioindicators of restoration in mined sand dunes of Northeastern Brazil. Biodivers Conserv. 18:1161–1170.