Uji Resistansi Antibiotik Bakteri Vibrio Parahaemolyticus dari Udang Putih (Litopaneus Vannamei) Serta Identifikasi Gen Penyandi Resistan Ampisilin

  • Vetty Ramadhaniah Prof . Dr Agustin Indrawati
  • Agustin Indrawati Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis, IPB
  • Bayu Febram Prasetyo Sub Divisi Farmasi Veteriner, Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis, IPB
Keywords: Vibrio parahaemolyticus, resintensi antibiotik, gen penyandi

Abstract

Penyakit vibriosis pada udang putih (Litopaneus vannamei) sangat ditakuti oleh pembudidaya pada tahun 2009 karena diduga dapat menimbulkan early mortality syndrome (EMS). Penyakit ini menyebabkan kematian massal pada usia muda. Umumnya vibriosis pada udang dicegah dan diobati dengan menggunakan antibiotik. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan resistansi multi-antibiotik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat resistansi antibiotik terhadap bakteri Vibrio parahaemolyticus di udang putih dan mengidentifikasi keberadaan gen resistan terhadap ampisilin. Isolat bakteri V. parahaemolyticus diuji resistansi terhadap antibiotik ampisilin, oksitetrasiklin, kloramfenikol, enrofloksasin, dan eritromisin. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode difusi cakram Kirby-Bauer dengan tabel Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI). Hasil uji resistansi menunjukkan bahwa 30 isolat V. parahemolyticus sensitif terhadap enrofloxacin (94%), dan kloramfenikol (97%). Adapun hasil uji terhadap ampisilin menunjukkan adanaya resistan (77%). Bakteri yang resistan terhadap ampisilin diuji terhadap keberadaan gen yang mengkode protein BlaTEM yaitu dengan hasil persentase 100% (dari 6 sampel) pada amplikon 516 bp. Dapat disimpulkan bahwa isolat V. parahaemolyticus resistan terhadap ampisilin terhadap gen BlaTEM.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2024-07-31
Section
Penelitian / Research